Hari ini aku melihat postingan di ig yang bilang bahwa beliau sudah bisa heal. sembuh dari lukanya. beliau bilang bahwa jika sudah sembuh ga lagi berpura-pura membuat batasan sosial padahal takut jatuh cinta, takut diselingkuhin, takut ga diterima, takut ditolak. sekarang jadi paham bahwa batasan itu ada karena trauma yang sedang menyamar.
kenapa begitu? karena orang yang sudah berdamai dengan dirinya tidak akan merasa masalah itu dari luar. jika ada masalah yang diperbaiki yang di dalam. kalo istilahnya coach sony abi kim 'inner game'. ketika diperlakukan tidak baik oleh orang lain bukan merubah orangnya jadi baik atau menghindari orangnya tapi memperbaiki yang jadi kendali kita. memperbaiki apa yang ada di dalam pikiran kita. memperbaiki ego yang pengennya selalu diperlakukan dengan baik. menerima bahwa yang terjadi padaku adalah ketentuan Allah dan tidak ada yang sia-sia dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Allah. bisa dikatakan bahwa bukan membatasi sosial tapi membatasi pikiran pikiran negatif dan ego kita.
pernah mendengarkan kajian bahwa membuat batasan dengan menghindari seseorang itu tidak sepenuhnya benar. bahkan jika terpaksa menghindar, harus ada gantinya. contoh tetap memberi makanan atau sesuatu yang lainnya, atau berbuat baik kepada orang-orang terdekatnya.
kalo kata ustadz Syatori malah harus belajar meng-indah-kan benci. tetap berbuat baik walau sedang benci, sakit hati. karena pahala yang didapat jauh lebih besar dari pada biasanya. memang ilmu ini tidak bisa dilogika dengan ilmu hati, dan hanya bisa dilogika dengan ilmu jiwa.
semoga di ramadhan ini Allah mudahkan aku membersihkan hati agar memperoleh ketenangan di dunia dan akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar