Tahu nggak perasaan terburuk itu apa? Perasaan terburuk bukan saat kita merasa sedih, kesel, marah ataupun kecewa. Perasaan terburuk adalah saat tidak peduli dengan apapun, tidak punya motivasi dalam hal apapun. Hal ini dapat berefek pada kehidupan sehari-hari. Memicu indikasi mental, kesedihan yang berkepanjangan, merasa kesepian, kecemasan bahkan depresi.
Penyebab hal tersebut terjadi adalah yang pertama, cause. Itu seperti seorang
yang salah menganalisis penyebab terjadinya peristiwa negative dalam hidupnya.
Umumnya dia menyalahkan sesuatu yang di luar dirinya. Seperti saat seseorang
gagal dalam membuka usaha, karena merasa tidak punya previlage.
Kedua, consequence. Melihat
akan ada konsekuensi negative secara terus menerus. Saat mengalami hal buruk,
umumnya ia akan berpikir pasti akan buruk terus, tidak bisa melihat hikmah dari
masalahnya. Mereka sulit untuk berpikir bahwa hal negative dapat berubah
menjadi negative. Padahal hal negative juga ada akhirnya.
Ketiga, self-image.
Pandangan diri yang negative membuat dirinya selalu membandingkan dengan orang
lain. Karena pandangannya yang selalu negative, maka ia menganggap bahwa semua
kejadian negative adalah dia sebagai penyebabnya. Contohnya sesorang yang
merasa jelek dan tidak berguna. Saat terjadi kejadian buruk, ia mengembalikan
semua kejadian buruknya karena kejelekan dan ketidakbergunanya. Kayak dia
dijauhin orang karena kelemahannya, padahal masih bisa mengusahakan niali diri
yang lain, skill, pendidikan, menawarkan bantuan dan nasehat, dan hal-hal lain
yang masih bisa diusahakan.
Memiliki harapan adalah sesuatu yang baik. Namun harapan
adalah hal yang paling bahaya. Umumnya kita akan mengejar harapan yang kita
inginkan, tapi jika harapan itu tak sampai, kita akan membenci diri, membenci
kehidupan dan kehilangan aalasan hidup. Maka, semakin besar harapanmu, semakin
besar pula potensi putus asanya.
Harapan yang kita punya umumnya tidak hanya satu. Harapan yang
paling kita prioritaskan adalah harapan yang paling kita kejar, paling banyak
tenaga, waktu dan uang untuknya. Bahkan terkadang angan-angan manusia lebih
panjang dari pada usianya. Dan ini adalah sangat berbahaya.
Harapan yang paling besar adalah penggerak yang paling besar
juga. Namun, ketika harapan kita bertumpu pada makhluk yang penuh kekurangan atau
hal lain yang sifatnya temporer, maka itu akan menjadi sumber kekecewaan yang
besar. Maka yang bisa kita lakukan adalah pandai memilih prioritas. Meletakkan harapan
pada yang kekal. Yang nilainya tidak hanya di dunia agar hidup kita punya makna
yang lebih.
Walaupun kita berkali-kali menaruh harap di tempat yang salah, kita terus membuat harapan baru. Walaupun hidupnya hancur, mereka akan bangkit seiring berjalannya waktu. Kapasitas harapan pada manusia sangatlah besar, walaupun seperti tidak menemukan harapan lagi, kenyataannya kita akan menemukan harapan yang baru. Orang-orang yang terus berusaha dan percaya adalah mereka yang beriman. Mereka paham bahwa mereka tak punya kontrol penuh di dunia ini, tapi mereka punya Allah, yang memiliki kuasa atas segala sesuatu. Mereka tidak lagi mengandalkan dirinya sendiri, tapi mengandalkan Allah yang jauh lebih besar dan lebih berkuasa atas segala sesuatu. Meraka paham bahwa takdir dari Allah adalah yang terbaik. Allah tak akan pernah dzalim kepada hamba-Nya. Mereka paham tugas manusia di dunia ini, dan tidak pusing dengan tipu daya dunia. Mereka sadar bahwa seburuk apapun keadaannya, akan selalu ada harapan, yaitu berharap yang terbaik dari Allah.
Sumber: Buku Self Healing karya Ardhi Mohamad