![]() |
pict from: pinterest.com |
"wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai. Lalu masuklah kedalam golongan hamba-hambaku dan masuklah ke dalam Surgaku" Al Fajr 27-30
Kalo lagi baca ayat tersebut, tiba-tiba hati jadi berasa
adeeem gitu. Tapi sempet bertanya-tanya. Hati yang tenang itu sebenarnya gimana
sih? Setelah sekian lama bertanya-tanya dan aku menemukan jawabannya pas ikut
kelas preview PPA.
Dalam kelas preview tersebut, Bunda Anik menjelaskan bahwa
manusia seringnya membuat aturan sendiri, namun saat terjatuh nyalahin Allah. Kemudian
saat Allah ngasih obat eh malah marah-marah ke Allah. Terkadang Alah memberi
peringatan namun kita tidak menyadarinya, namun saat terluka menyalahkan Allah
bahwa Allah tidak adil. Padahal Allah tidak pernah dzalim kepada hambanya. Jadi
kita sangat perlu melatih diri untuk selalu yakin kepada Allah. Yakin sama
Allah seperti saat naik pesawat. Yakin pengendara pesawat akan mengantarkan
kita sampai pada tujuan.
Saat kita terluka karena orang lain, yang kita butuhkan
adalah pemaafan. Dengan memaafkan akan memberikan warna tersendiri dan
menjadikan hati kita menjadi netral. Jika kita sudah memaafkan orang lain, maka
rasa sakit yang kita rasakan menjadi sumber rasa syukur kita. Memaafkan berarti
tidak membalas dendam, tidak menjaga jarak, dan tidak ada pikiran nanti Allah
yang akan balas.
Memaafkan bukan agar orang tersebut tidak melakukan
kesalahan lagi, karena Allah pun menyuruh kita istighfar bukan agar kita tidak
melakukan kesalahan lagi. Tapi Allah menyuruh kita istigfar setelah kita
melakukan kesalahan. Allah aja maha pemaaf, siapa kita tidak memaafkan
kesalahan orang lain?
Sikap dan tutur kata seseorang adalah cerminan bagaimana
kondisi hati seseorang. Orang yang memiliki luka dihati, maka akan lebih sering
melukai hati orang lain juga. Sedangkan orang yang bisa menghargai diri
sendiri, maka mudah baginya menghargai orang lain. orang yang sudah pulih dari
lukanya, maka bisa jadi orang yang lebih bijak. Orang yang mudah menyakiti hati
orang lain, adalah orang yang hatinya sedang terluka, jangan ditinggalkan. Saat
kita terluka dan tidak menuntut orang lain untuk berubah, maka Allah yang akan
memperbaikinya.
Tujuan utama kita hidup di dunia bukan untuk terhindar dari
luka, tapi menyiapkan pulang dengan hati yang lapang. Oleh karena itu
berusahalah untuk membersihkan hati, memaafkan luka-luka yang membuat hati
sakit. Karena kita tidak tahu sampai kapan hidup di dunia, maka bersegeralah
memaafkan semua orang yang membuatmu terluka, agar kita bisa kembali ke Allah
dengan hati yang tenang dan masuk ke dalam surga-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar