Minggu, 16 Juni 2024

Hati yang tenang

 

pict from: pinterest.com

"wahai jiwa yang tenang,  kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai. Lalu masuklah kedalam golongan hamba-hambaku dan masuklah ke dalam Surgaku" Al Fajr 27-30

Kalo lagi baca ayat tersebut, tiba-tiba hati jadi berasa adeeem gitu. Tapi sempet bertanya-tanya. Hati yang tenang itu sebenarnya gimana sih? Setelah sekian lama bertanya-tanya dan aku menemukan jawabannya pas ikut kelas preview PPA.

Dalam kelas preview tersebut, Bunda Anik menjelaskan bahwa manusia seringnya membuat aturan sendiri, namun saat terjatuh nyalahin Allah. Kemudian saat Allah ngasih obat eh malah marah-marah ke Allah. Terkadang Alah memberi peringatan namun kita tidak menyadarinya, namun saat terluka menyalahkan Allah bahwa Allah tidak adil. Padahal Allah tidak pernah dzalim kepada hambanya. Jadi kita sangat perlu melatih diri untuk selalu yakin kepada Allah. Yakin sama Allah seperti saat naik pesawat. Yakin pengendara pesawat akan mengantarkan kita sampai pada tujuan.

Saat kita terluka karena orang lain, yang kita butuhkan adalah pemaafan. Dengan memaafkan akan memberikan warna tersendiri dan menjadikan hati kita menjadi netral. Jika kita sudah memaafkan orang lain, maka rasa sakit yang kita rasakan menjadi sumber rasa syukur kita. Memaafkan berarti tidak membalas dendam, tidak menjaga jarak, dan tidak ada pikiran nanti Allah yang akan balas.

Memaafkan bukan agar orang tersebut tidak melakukan kesalahan lagi, karena Allah pun menyuruh kita istighfar bukan agar kita tidak melakukan kesalahan lagi. Tapi Allah menyuruh kita istigfar setelah kita melakukan kesalahan. Allah aja maha pemaaf, siapa kita tidak memaafkan kesalahan orang lain?

Sikap dan tutur kata seseorang adalah cerminan bagaimana kondisi hati seseorang. Orang yang memiliki luka dihati, maka akan lebih sering melukai hati orang lain juga. Sedangkan orang yang bisa menghargai diri sendiri, maka mudah baginya menghargai orang lain. orang yang sudah pulih dari lukanya, maka bisa jadi orang yang lebih bijak. Orang yang mudah menyakiti hati orang lain, adalah orang yang hatinya sedang terluka, jangan ditinggalkan. Saat kita terluka dan tidak menuntut orang lain untuk berubah, maka Allah yang akan memperbaikinya.

Tujuan utama kita hidup di dunia bukan untuk terhindar dari luka, tapi menyiapkan pulang dengan hati yang lapang. Oleh karena itu berusahalah untuk membersihkan hati, memaafkan luka-luka yang membuat hati sakit. Karena kita tidak tahu sampai kapan hidup di dunia, maka bersegeralah memaafkan semua orang yang membuatmu terluka, agar kita bisa kembali ke Allah dengan hati yang tenang dan masuk ke dalam surga-Nya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar