Kita sering merasa dituntut selalu menjadi baik, dilarang menanngis, nggak boleh berubah, dikasih banyak tuntutan, dibanding-bandingkan dengan anak yang lain. Kita dituntut menjadi swmpurna sejak kecil. Dari situ kita jadi memupuk harapan menjadi kebanggaan orang tua, berharap diterima masyarakat sosial dan lain sebagainya.
Efeknya saat dewasa merasa nggak bisa percaya diri, cenderung menutup diri, merasa tidak berharga, gampang nyerah, dan lain-lain. Pola asuh orangtua berpengaruh besar terhadap diri kita saat ini.
Seseorang orang yang memiliki penilaian diri baik, kemungkinan dibesarkan oleh orang tua yang mendengar, menyayangi secara utuh, dan emosinya diterima. Mereka juga punya rasa kepercayaan diri yang besar karena yakin dunia akan memperlakukannya dengan baik. Mereka tidak takut untuk bermimpi. Sebaliknya orang yang menutup diri, banyak takutnya, dibesarkan dalam pola asuh yang jarang didengar dan emosinya tidak penting.
Orang tua harusnya sayang dengan kita tanpa syarat. Orang yang pertama memvalidasi perasaan kita. Jika diteruskan, maka banyak sekali kesalahan orang tua kepada kita, tapi buat apa?
Menyalahkan orang tua tidak menjadi solusi. Namun menambah kemarahan, keputusasaan dan penyesalan.
Tidak ada orang tua yang sempurna, karena mereka juga manusia. Yang dibutuhkan adalah saling memahami dan mencari jalan keluar.
Kita harus memahami terlebih dahulu untuk bisa menerima luka masa kecil. Seperti saat kita sudah mengantri lama, ternyata ada yang menyerobot antrian. Ada rasa marah dalam diri, tapi jika kita tahu alasannya seperti, anaknya sedang sakit di rumah, mungkin kita bisa sedikit memaklumi. Contoh lainnya saat gagal dalam suatu hal, kita merasa nggak terima tapi kalau kita tau hikmahnya, maka kita bisa menerima kegagalan tersebut. Jadi kita perlu memahami alasan di balik sesuatu untuk mulai merimanya.
Dengan kita memahami masalah orang tua kita, maka kita akan lebih mudah menerimanya. Misalkan orangtua juga nerasa kesulitan, tapi mereka udah berusaha maksimal. Atau mereka tidak bermaksud menyakiti hati kita, tapi caranya yang kurang tepat.
Orang tua kita juga adalah produksi dari orang tua mereka yang juga tidak sempurna. Mereka juga korban seperti kita, mereka sudah berusaha yang terbaik untuk kita.
Banyak hal yang sudah mereka lakukan untuk kita. Merka sudah sabar memeberi makan kita, memebersihkan kotoran kita, mengorbankan istirahat mereka dan lain sebagainya. Nggak akan ada yang bisa kita lakukan untuk membalas kebaikan mereka sejak kecil.
Kita harus menerima dan memahami, bahwa masa kecil kita hanyalah bagian dari hidup kita. Kita masih punya kendali akan jadi orang seperti apa esok hari. Sudah banyak orang dwngan amsa kecil yang hancur. Tetapi bisa berpikir positif. Menjadikan masa kecilnya sebagai pelajaran dan tidak mengungkit masa lalunya. Mereka bisa bangkit membentuk masa depan menjadi orang terbaik walau masa kecilnya buruk. Dengan penerimaan, kita bisa bangkit dan bisa mengurus hal yang lebih penting untuk masa depan.
Kita juga harus menyadari bahwa kita juga anak yang nggak sempurna. Kita juga pernah membuat orang tua kita kesusahan. Jadi mengapa kita menuntut orang tua yang harus sempurna? Sejahat apapun orang tua, kita wajib menghormati nya. Karena perintah dari Allah, kita disuruh patuh dengan orang tua. Tidak ada cara lain selain sami'na wa atho'na dengan perintah Allah.
Semoga Allah mudahkan kita untuk selalu menyayangi dan menghormati orangtua serta memaafkan segala kesalahannya.
Sumber: dirangkum dari buku self healing karya Ardhi Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar