![]() |
Padang Pasir. Pinterest.com |
Siti Hajar wanita tegar yang shalihah. Taat dengan segala perintah Allah. Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.
Kisah ketegaran Siti Hajar berawal dari Nabi Ibrahim yang menikah dengan Siti Sarah. Nabi Ibrahim adalah sosok yang hanif, baik, terpuji dan lain-lain. Setiap orang yang diperlakukan dengan baik, pasti akan ada dorongan untuk berbuat baik pula. Siti Sarah paham bahwa Nabi Ibrahim membutuhkan sosok penerus Nabi Ibrahim yang bisa meneruskan peejuangan beliau untuk berdakwah, menyebatkan agama Islam. Namun sayangnya Allah belum mengizinkan Siti Sarah untuk hamil. Hingga akhirnya ia berpikiran bahwa Nabi Ibrahim harus menikah lagi untuk memperoleh keturunan. Beliau mencarikan perempuan yang baik dan sholihah untuk suaminya. Akhirnya beliau memilih budaknya, Siti Hajar untuk menikah dengan suaminya. Siti Sarah memilih Siti Hajar karena beliau sudah tau seluk beluk kebaikan Siti Hajar.
Setelah Siti Hajar menikah dengan Nabi Ibrahim, tak lama kemudian Siti Hajar hamil. Perhatian Nabi Ibrahim menjadi semakin intens kepada Siti Hajar. Hal ini membuat Siti Sarah cemburu. Dengan kebijakan Nabi Ibrahim beliau memahami kecemburuan Siti Sarah. Setelah Siti Hajar melahirkan anaknya, Nabi Ibrahim mendapat petunjuk dari Allah. Dari petunjuk Allah, Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar ke padang rumput yang tandus. Saat Siti Hajar ditinggal, beliau bertanya kepada Nabi Ibrahim "kenapa aku ditunggal disini? " Hal tersebut membuat hati Nabi Ibrahim sangat berat meninggalkan. Saking beratnya, Nabi Ibrahim tidak menjawwbnya. Hongga Siti Hajar bertanya kembali "apakah ini perintah dari Allah? " Saat Nabi Ibrahim menjawab "ya ini perintah dari Allah." Siti Hajar patuh dan taat. Beliau berkata "baiklah jika ini perintah dari Allah, pergilah. " Saat itu Siti Hajar membawa bekal seadanya. Saat perbekalannya habis, ia baru sadar bahwa tidak ada sumber air di tempat teesebut. Air susu ibu siti Hajar kering. Tidak ada ASI yang keluar. Beliau terus berlari dari sofa ke marwah mencari sumber air. Siti Hajar paham konsep ikhtiar adalah bukti bahwa kita membutuhkan Allah. Bukan ikhtiar yang memberi hasil, tapi seriusnya ikhtiar yang mendatangkan pertolongan Allah. Bukan tentang tindakan yang dilakukan oleh siti hajar, namun ruh dibalik tindakannya. Setelah Siti Hajar berusaha lari dari sofa ke marwah sebanyak tujuh kali, laku air mata keluar dari hentakan kaki nabi ismail. Lari-lari siti Hajar adalah bukti bahwa ia membutuhkan pertolongan, sedangkan air yang muncul dari mana saja sumbernya adalah hak prerogatif Allah. Dari Siti Hajar Allah menguji kebergantungan apkah kepada Allah atau suami. Teenyata beliau bergantung sepenuhnya kepada Allah.
Singkat cerita, saat Nabi Ismail telah menjadi seorang pemuda, beliau bertemu dengan ayahnya. Walau Nabi Ismail tidak pernah bertemu ayahnya sebelumnya, beliau sangat ta'dzim dengan ayahnya. Hal ini terjadi karena didikan Siti Hajar yang mampu menjaga sikap dan lisannya.
Saat Nabi Ibrahim bertemu dengan Nabi Ismail, beliau berdialog tentang mimpinya. "Hai Ismail bagaimana pendapatmu jika Allah menyuruhku untuk menyembelihmu? " Ismail adalah seorang pemuda yang sangat taat kepada Allah. Saat ditanyai dengan pertanyaan seperti itu, Nabi Ismail menjawab "kalau itu perintah Allah, lakukan ayah".
Dari cerita diatas, dapat kita ambil hikmah bahwa Siti Hajar bisa setegar itu karena bergantung sepenuhnya kepada Allah. Tidak pernah menjelek-jelekkan ayah Nabi Ismail, hingga anaknya sangat ta'dzim kepada Nabi Ibrahim. Padahal Nabi Ibrahim telah meninggalkan mereka pada padang pasir yang tandus dan dalam waktu yang sangat lama. Semoga kita dapat meneladani ketegaran Siti Hajar dalam menghadapi ujian dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar