Senin, 17 Juni 2024

Memaknai Hari Raya Idul Adha


Hari raya Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Peringat ini dimaksudkan untuk mengenang kisah teladan Nabi Ibrahhim a.s. Setiap perayaan Idul Adha kita diingatkan tentang kebesaran Allah. Dalam kisah Nabi Ibrahim, beliau tak pernah merasa cukup dalam berkorban kepada Allah. Saat Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih anak yang dinanti sekian lama, nabi Ibrahim tidak mencari alasan untuk menolak perintah Allah. Beliau tidak berkata “ya Allah masih kurang kah ketaatan dan pengorbananku selama ini?”. Namun Nabi Ibrahim tunduk dengan perintah Allah. Bahkan Nabi Ibrahim paham, bahwa keridhaan Allah diatas diatas segalanya, walaupun hal itu sangaaaat berat. Nabi Ibrahim a.s ikhlas dan ridha mempersembahkan anak tercintanya, untuk Allah yang lebih Ia cintai. Lalu bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita korbankan untuk Allah?

Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya bukan untuk mengambil anaknya, namun Allah ingin mengambil rasa kepemilikan nabi Ibrahim. Lalu bagaimanakah dengan kita? Rasa kepemilikan apa sajakah yang kita miliki? Kepemilikan harta? Anak? Suami? Ego? Ataukah yang lainnya? Bukankah semua yang ada di dunia ini milik Allah? Mengapa kita merasa memiliki sesuatu dengan sebegitunya hingga mengabaikan perintah ataupun larangan Allah?

Lalu apa yang sudah kita korbankan untuk Allah? Jangan-jangan diri ini belum bisa mengorbankan sekedar hawa nafsu. Hawa nafsu ingin selalu bermewah-mewahan dibandingkan infaq di jalan Allah. Hawa nafsu mencari berbagai hiburan yang menyenangkan ketimbang duduk membaca Al-Qur’an dan berdzikir. Hawa nafsu memilih tidur dibanding bangun di sepertiga malam untuk sholat dan berdoa, padahal kita yang membutuhkan Allah. Hawa nafsu terhadap dunia, hingga merasa nikmat dari Allah yang begitu banyak terasa kurang. Hawa nafsu selalu mengeluh. merasa Allah telah memberikan banyak masalah, dibandingkan mensyukuri hikmah dibalik permasalahan-permasalahan yang sedang kita alami. Hawa nafsu tidak memaafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita, padahal kita yang membutuhkan ampunan dari Allah. Astaghfirullah hal adzim..

“Allah tidak akan menerima daging-daging dan darah-darah hewan qurban akan tetapi Allah terima adalah ketaqwaan dari kalian (QS. Al-Hajj : 37)

Pada hari raya Idul Adha Allah menganjurkan untuk mengkurbankan sebagian harta yang kita miliki untuk dibagikan kepada orang lain. Namun Allah tidak menerima daging dan darah hewan qurban, melainkan ketakwaan kita. Allah ingin harta yang kita keluarkan ikhlas hanya karena Allah, bukan karena riya’ ataupun berbangga dengan harta yang dimiliki dan bukan juga untuk menjalankan rutinitas yang dilakukan setiap tahun.

Pada momen idul adha ini, mari kita merenungi dosa dan kesalahan kita, agar tak merasa suci di tengah kotornya hati. Agar tak sombong ditengah sedikitnya amalan baik yang di ridhai Allah. Semoga Allah memudahkan mata hati kita untuk jujur mengakui berbagai kesalahan yang telah kita lakukan. Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang selalu mengejar ridha Allah diatas segalanya..

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar