Di tengah kesibukan dunia ini, kita sering melupakan betapa
pentingnya hati. Hati merupakan pusat segala kebaikan dan keburukan seseorang. Jika
hati itu baik, maka apapun yang dikeluarkan akan baik, namun jika hati tidak
baik, maka apapun yang dikeluarkan akan buruk. Sebagaimana Hadits Rasullah yang
berbunyi:
“Ingatlah bahwa di
dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh
jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah
hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Hati kita adalah pusat pandangan Allah. Saat kita melakukan
suatu amalan dengan niat yang baik, maka Allah akan menerimanya, sebaliknya
jika kita melakukan amalan dengan niat buruk, maka Allah akan menolak amalan
tersebut. Oleh karena itu kita perlu memperbaharui niat setiap hari, agar suatu
amalan dilakukan hanya karena Allah. Misalnya bekerja sebagai guru merupakan
pekerjaan yang mulia, namun ada kalanya amalan yang baik tersebut berbelok. Ada
kalanya terlintas dipikiran, mengajar karena butuh pengakuan ataupun niat buruk
lainnya. Karenanya kita perlu memperbaiki niat setiap hari agar suatu amalan
baik tetap terjaga kebaikannya setiap hari.
Hal terbaik yang dikasih Allah kepada manusia adalah iman. Tanpa
iman kita tidak bisa memiliki kebaikan. Iman tersebut terletak di dalam hati. Segala
kebaikan tempatnya di hati. Hati kita sangat penting untuk dijaga. Namun terkadang
kita menyimpan kebencian di hati. Kejelekan orang lain selalu diingat, namun
kebaikannya tidak diingat. Kebencian kita pada seseorang adalah ibarat sampah. Sampah
yang harusnya dikeluarkan. Jika kita masih saja belum bisa memaafkan orang
lain, artinya kita menyimpan sampah yang busuk dalam hati. Jadi mulai sekarang
bilang ke hatimu “cukup sudah saya akan mengeluarkan semua sampah yang ada di
hati saya agar Allah letakkan kekhusukan dalam sholat, iman, cinta dan ikhlas
dalam hati setelah kita membersihkan hati.”
Berlian akan diletakkan pada tempat yang bersih bukan pada
tempat yang kotor. Jika hati kita kotor, maka ilmu yang kita dapatkan akan sering
lupa, sering berbuat dosa, suka berburuk sangka, dendam, iri hati, dan juga
permusuhan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk sellau bermusahabah diri,
meneliti kesalahan dalam diri, dan membersihkan diri. Beberapa cara
membersihkan hati, yaitu:
Mengakui Kesalahan
Setiap manusia, tidak pernah luput dari kesalahan, baik
kesalahan yang disengaja maupun kesalahan yang tidak disengaja. Mengakui kesalahan
merupakan langkah awal untuk membersihkan hati. Jika kita sadar akan kesalahan
yang kita lakukan, maka mudah bagi kita untuk bertaubat.
Menyesali kesalahan
Jika kita telah mengakui kesalahan yang telah diperbuat,
tahap selanjutnya adalah menyesalinya. Menyesal agar tidak mengulangi kembali
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
Memohon Ampun kepada
Allah
Allah adalah Maha Pengampun. Sebesar apapun dosa kita, Allah
akan mengampuni dosa kita. Setelah mengakui dan menyesali kesalahan, kita harusnya
bisa bertaubat kepada Allah dengan memperbanyak istighfar. Hal ini sesuai
dengan hadits Rasulullah yang berbunyi:
“Tidak ada dosa yang
besar dengan istighfar, dan tidak ada dosa yang kecil kalau diulang-ulang.”
(HR. Thabrani)
Berjanji tidak
mengulangi
Berjanji tidak mengulangi kesalahan perlu dilakukan dengan
hati yang tulus. Dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi dosa
besar.
Memperbanyak amalan
untuk menutupi dosa
Tanda seseorang yang bersungguh-sungguh dalam bertaubat
adalah dengan memperbanyak amalan baik untuk menebus dosa-dosa yang telah
dilakukan.
Itulah beberapa tips untuk membersihkan hati. Semoga Allah
memudahkan kita untuk menjaga hati kita agar mudah mendapatkan Ridho dari
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar