![]() |
Tukang Jahit. pinterest.com |
Maka sebutlah nama-Ku niscaya kan kusebut namamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku jangan pernah kau ingkari Aku. "
(QS Al-Baqarah 152)
Janganlah lelah berbuat baik, jangan penat berbuat taat, jangan bosan menebar kasih sayang. Karena tujuan utama hidup di dunia ini adalah meraih ridha Allah. Dan Allah meletakkan keridhaannya pada kebaikan dan ketaatan yang kita lakukan. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
"Dialah Allah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, Siapa diantara kalian yang baik perbuatannya." (QS Al-Mulk : 2)
Oleh karena itu siapapun kamu, apapun pekerjaanmu, bagaimanapun statusmu, melakukan kebaikan adalah prioritas paling utama. Jangan sampai keburukan, bahkan perbuatan dosa dijadikan pilihan dalam hidup.
Pelajaran diatas didapatkan oleh penulis (Ustadzah Halimah Alaydrus) saat mengunjungi seorang penjahit yang khusus menjahit mukena. Beliau ingin agar ada hasil kerja tangannya dalam sholat orang-orang yang memakai mukena tersebut.
Kala itu beliau hanya menarifkan lima puluh real Yaman atau setara lima ribu rupiah untuk satu mukena. Harga yang sangat murah. Beliau berprinsip bukan nominal uang yang terpenting, namun yang paling penting adalah keberkahan yang ada didalamnya.
Saat berkunjung ke rumah tukang jahit, suara mesin jahit terdengar jelas bahkan sejak dari halaman rumah. Namun saat semakin mendekatinya, ada suara lain selain suara mesin jahitnya. Suara itu adalah lantunan dzikir yang terus dibacanya seirama dengan deri mesin jahitnya. Sepanjang beliau menjahit, lisannya tak pernah berhenti berucap, "Laa ilaha illa Allah. "
Saat menjahit, jika ada orang yang menyapa dan bertanya. Maka beliau akan menanggapi dengan singkat, kemudian meneruskan kembali jahitannya sekaligus dzikirnya. Beliau tidak berhenti hingga menyelesaikan satu mukena. Jika jahitan mukenanya sudah selesai barulah beliau leluasa menemui dan berbincang dengan kami.
Jika ditanya tentang dzikirnya yang tak pernah berhenti, beliau menjawab "Saya tak punya kehidupan lain untuk mencari bekal menuju akhirat. Jika kesibukan yang saya kerjakan hanya membuat saya memiliki bekal dunia saja, lantas kapan lagi saya dapat berbekal menuju kehidupan sesudah ini? "
Ucapan beliau serasa menampar diri yang sering membuang-buang waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak peelu. Padahal sebagai hamba Allah memerintahkan kita untuk menyibukkan dengan tugas dan kewajiban yang semestinya tidak ada waktu yang terbuang percuma. Sesuai dengan do'a yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada kita "Ya Allah, sibukkan kami dengan taat sehingga kami tak punya waktu untuk berbuat maksiat. "
Beliau juga sesekali melirik jam yang tergantung di dinding rumah. Saat tepat jam 16.30 sore. Beliau menyalakan radio membuka siaran Darul Mustofa. Dalam siaran tersebut Habib Umar bin Hafidz menyampaikan kajian rauhah setiap harinya. Sambil mendengarkan suara Habib, beliau mendoakan kebaikan Habib Umar karena telah menyiarkan kajian di radio, swhingga beliau bisa belajar mengenal Allah dan Rasul-Nya di dalam rumahnya.
Masyaallah. Sungguh cerita yang membuat diri ini tersadar bahwa waktu yang kita miliki sangatlah berharga. Swmoga Allah memudahkan kita semua untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk semakin mendekat kepada Allah.
Sumber: buku Bidadari Bumi 2 karya Ustadzah Halimah Alaydrus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar