Jumat, 14 Juni 2024

Menata hati yang terluka

pict from: pinterest.com

Setiap manusia pasti pernah merasakan hati yang terluka. Hati yang terluka terjadi karena diri sendiri yang belum bisa mengambil hikmah dari suatu kejadian dan terlalu fokus pada hal-hal yang membuat kita sakit hati. Suatu kejadian sebenernya bersifat netral dan pikiran kita yang menerima “oh ini luka”. Jadi penyebab hati terluka adalah asumsi kita sendiri.

Terluka juga bisa terjadi ketika kita punya standar sendiri. Saat standart yang kita buat tidak sesuai kenyataan, hati kita terluka. Padahal kita hanyalah hamba Allah. Tugas kita bukan mengatur Allah semau kita, tapi berusaha untuk menerima segala ketentuan Allah dengan ikhlas.

Hati yang terluka adalah salah satu kasih sayang Allah. Allah membuat hati kita terluka agar kita semakin bergantung pada Allah. Kesedihan yang kita rasakan adalah sebuah keseimbangan yang harus terjadi. Agar kita memahami bahwa Allah yang berkuasa atas segalanya. Dengan kesedihan yang kita rasakan, maka Allah menurunkan nikmat untuk berduan bersama Allah. Rasa bahagia yang terus menerus akan berdampak negatif pada kehidupan kita. Seperti Fir’aun yang hidupnya selalu bahagia tapi tidak bisa merintih mengucap iman. Hidup akan lebih nyaman jika sering diingatkan oleh Allah. Bisa merasakan manisnya iman, nikmatnya sholat dan merintih ke Allah. Hati yang senang tapi gelisah itu sangatlah tidak enak, makanya Allah memberi kita ujian.

Rasulullah pun pernah merasakan tahun kesedihan. Rasulullah pernah dipermalukan, diremehkan dilempari kotoran hewan dan lain sebagainya. Tidak ada orang yang terbebas dari luka batin. Oleh karena itu jangan sampai kita menjadi mental korban. Merasa paling menderita sedunia.

Proses pemulihan luka adalah tanggung jawab pribadi bukan tanggung jawab orang lain. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain atas luka yang kita alami. Seperti yang dicontohkan Rasulullah saat ditolak Abu Jahal, Rasulullah tidak menyalahkan Abu Jahal. Bagaimana bisa pulih jika terus menyalahkan orang lain? kita tidak bisa menyalahkan orang lain, karena dunia tidak pernah ideal untuk siapapun. Pilihan ada pada kita, mau bangkit dan semakin kuat kita bergantung pada Allah, atau sebaliknya.

Hati yang terluka dan tidak diobati, maka bisa terjadi infeksi dan lama kelamaan akan semakin parah. Cara untuk menata hati kembali, diantaranya:

1.       Perbesar Rasa Syukur

Kita perlu menyadari bahwa nikmat yang telah kita terima dan sedang dijalani sangatlah besar. Setiap detik banyak keajaiban yang terjadi dalam tubuh kita. Dan itu semua adalah rahmat dari Allah

2.       Melatih berprasangka baik

Kita harus menyadari bahwa rasa sakit adalah suplemen yang baik untuk tubuh kita. Allah tidak akan pernah dzolim kepada hambanya. Jadi latihlah terus untuk yakin kepada Allah.

3.       Memaafkan kesalahan orang lain.

Saat kita melakukan kesalahan, Allah menyuruh kita untuk beristigfar, namun Allah tidak mengharuskan kita tidak boleh melakukan kesalahan. Allah aja Maha Pemaaf, kenapa kita tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain? Siapakah kita menyaratkan sesuatu pada seseorang. Kita saja tidak bisa mengendalikan diri sendiri, bagaimana bisa mengendalikan orang lain?

Saat kita ingin pulih dari rasa sakit, yang bisa kita lakukan adalah memeluk rasa sakit. Tujuan utama kita bukan agar terhindar dari rasa sakit, tapi untuk menyiapkan pulang dengan hati yang lapang, seperti pada surat Al Fajr ayat 27-30 yang artinya “wahai jiwa yang tenang,  kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai. Lalu masuklah kedalam golongan hamba-hambaku dan masuklah ke dalam Surgaku”.

Healing sesungguhnya bukan untuk terbebas dari luka, tetapi agar bisa kembali kepada Allah dengan jiwa yang tenang..

8 komentar:

  1. Wah setuju kak, harus banyak bersyukur, berprasangka baik, dan juga memaafkan.

    BalasHapus
  2. Masyaallah, saya langsung keingat buku Penyakit Hati yang belum selesai saya baca, Mba.

    BalasHapus
  3. Memeluk luka berarti berdamai, ya Mba.

    BalasHapus
  4. betul sekali kak, kembalilah pada tuhanmu dalam setiap situasi

    BalasHapus
  5. Benar sekali kak. Semuanya memang tidak mudah bukan berarti tidak bisa dijalani. Semangat ya kak

    BalasHapus
  6. Pas banget lagi baca buku tentang luka yang belum usai...

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Terimakasih kak, tulisannya sangat bermanfaat bagi saya

    BalasHapus