Setiap manusia yang hidup di dunia ini akan diuji oleh Allah. Allah ingin mengetahui seberapa besar kita bisa menjalani dan melewati ujian tersebut. Selain itu Allah menguji kita untuk menaikkan derajat kita. Ujian yang terjadi pada manusia ada 2 macam ujian. Ada yang diuji dengan kesulitan, ada juga yang diuji dengan kemudahan. Semua ujian yang terjadi adalah bukti kasih sayang Allah.
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka berkata "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh
ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. Al-Baqarah : 7)
Saat kita diuji dengan ketidaknyamanan umumnya kita sadar
bahwa itu adalah ujian dari Allah. Namun saat diuji dengan kemudahan umumnya
manusia tidak merasa bahwa dirinya sedang diuji. Maka seringkali kita
tergelincir jika ujian itu berupa kemudahan.
Ada sebuah kisah seekor monyet yang naik keatas pohon
kelapa. Saat monyet tersebut sampai diatas pohon kelapa, tiba-tiba badai yang
kuat menyapa. Monyet tersebut sadar bahwa ia sedang diuji. Ia berpegangan
dengan sangat kuat, agar tidak jatuh. Jadi saat terjadi badai besar ia selamat
dan aman. Disaat yang lain, saat monyet tersebut memanjat pohon kelapa, tidak
ada badai. Bahkan yang terjadi adalah kenyamanan. Angin sepoi-sepoi, udara
enak, hawanya nyaman serta matahari juga tidak terlalu terik. Namun monyet
tersebut malah terlena. Dia tertidur dan akhirnya terjatuh. Saat diuji dengan
badai, ia sadar, tapi saat diuji dengan kenyamanan malah tergelincir. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya kesadaran monyet bahwa kenyamanan itu adalah
ujian.
Kisah monyet tersebut, sama dengan kehidupan kita. Banyaknya
harta, anak yang sehat, tempat tinggal yang nyaman membuat kita terlena dan
lupa mensyukuri bahwa semua itu dari Allah dan semua itu hanyalah titipan dari
Allah. Sedangkan ujian berupa kesulitan, umumnya akan membuat kita semakin
dekat dengan Allah. Semakin sering kita mengadu pada Allah. Semakin kuat
kebergantungan kita kepada Allah. Memang ujian dengan kesulitan terasa sangaat berat,
tapi ada banyak hikmah yang dapat kita ambil dari ujian tersebut. Ada beberapa
tips untuk mengahadapi beberapa ujian dari Allah:
Tawakal kepada Allah
Tawakal artinya berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Menyerahkan
urusan yang menurut kita sangaaat berat kepada Allah. Menitipkan masalah kepada
Allah. Sebagaimana tertulis dalam Firman Allah yang berbunyi:
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan
hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.” (QS At-Taubah :
51)
Berdoa dengan tulus
Do’a adalah senjata umat muslim. Saat kita tidak tahu apa
yang harus dilakukan dengan masalah yang sedang dihadapi, maka jalan
satu-satunya adalah berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati. Saat kita mengakui
bahwa diri ini lemah, dan Allah Maha Pengatur segalanya, maka Allah akan
mengabulkan do’a-do’a kita.
Bersyukur dengan
segala keadaan
Terkadang kita merasa sangaat berat menerima ujian dari
Allah. Namun Allah tidak akan pernah dzolim kepada hambanya. Cobalah untuk
menemukan hikmah dibalik ujian tersebut dan belajarlah untuk mensyukuri apapun
yang terjadi.
Semoga Allah menjadikan kita hamba sadar dengan apapun ujian
yang sedang kita hadapi dan mampu melewatinya dengan baik dan mendapatkan ridho
dari Allah..
Istilahnya istidraj ya, kalau kenyamanan, kekayaan dan yang nikmat-nikmat itu sebenarnya ujian
BalasHapusBersyukur dan tawakal, selalu aku jadikan motto hidup. Menurutku hidup haid lebih tenang, aman dan juga nyaman.
BalasHapusMaa Syaa Allah... Mampir ke blog ini selalu tercerahkan..
BalasHapusUjian tidak akan melewati batas kemampuan hambanya
BalasHapus